langsung ajh dehh, aku kasih cuplikannya..
simak baik" yaaa.. ;)
Tak pernah ada yang menyangka bahwa aku akan diterima di SMP
favorit itu. Sebut saja SMP N 1 Jatisrono. SMP yang sangat terkenal di
daerahku. Kualitasya pun tak kalah dengan Sekolah Berstandar Internasional.
Setelah menjalani Masa Orientasi Siswa, pembagian kelas pun
tiba. Aku berlari – lari dari satu kelas ke kelas lain untuk mencari namaku.
Aku hampir putus asa ketika sampai di kelas VII E. Aku tak menemukan namaku.
Itu berarti aku berada di kelas yang paling
bawah. Dengan hati yang berat, aku kembali mencari namaku. Ya, dugaanku
benar. Aku berada di kelas VII H, kelas yang paling akhir. Penghuninya pun bisa
dikatakan murid – murid yang kurang pintar. Bangunan kelasnya sudah tua,
ruangannya gelap, lantainya masih berubin, papan tulisnya pun sudah rusak.
Berbeda dengan kelas – kelas lainnya.
Ya Tuhan! Aku tak tau apa yang harus kukatakan pada orang
tuaku nanti. Ibuku seorang guru, tapi anaknya berada di kelas paling akhir.
Sungguh memalukan!
tapi, bagaimanapun juga aku harus menerima kenyataan. Aku akan membuktikan ke semua orang bahwa aku berada di kelas akhir bukan berarti aku bodoh.
tapi, bagaimanapun juga aku harus menerima kenyataan. Aku akan membuktikan ke semua orang bahwa aku berada di kelas akhir bukan berarti aku bodoh.
Perjuanganku selama satu semester di kelas VII H tak sia –
sia. Aku mendapat juara 2. Terima kasih Tuhan!
Disinilah kesombonganku mulai muncul. Aku merasa sudah puas
dengan perjuanganku selama ini. Akibatnya, pada semester 2 juaraku merosot. Aku
yang dulunya mendapat juara 2 sekarang mendapat juara 4. Aku menyesal dengan
kesombonganku itu. Ternyata kesombongan hanya akan mencelakakan diri sendiri.